“ Ibu, aku takut belajar jalan, setiap kali aku melangkah aku jatuh, rasanya sakit semua badanku. Aku juga tidak mau belajar terbang, aku takut !,” teriak si anak burung.
“ Anakku, kau ingin di sangkarmu seterusnya ? kau tidak ingin bisa berjalan dan terbang ? “
“ Aku mau, Bu.. tapi aku takut jatuh…”
“ Untuk bisa berjalan dan terbang itu perlu belajar. Kadang memang terjatuh dan sakit, tapi kalau kamu mau terus berusaha dan mencoba, kamu akan berhasil. Kalau kamu hanya memikirkan saat kamu jatuh dan sakit terus menerus, kamu akan kehilangan semangat dan harapan. Namun kalau kamu melihat ke depan, akan lebih menenangkan. Bisa berjalan dan terbang itu menyenangkan lho…, kamu bisa terbang mengelilingi dunia, menikmati sinar mentari, sungai berkelok, padang rumput yang hijau dan keindahan bunga. Kamu bisa terbang bersama teman-temanmu, berkicau dan menari di awan-awan…,” nasihat sang induk.
Moral Cerita :
- Sang induk dengan sabar terus mendampingi dan mengajar anaknya berjalan dan terbang. Dia mendorong tubuh anaknya terjun ke bawah, namun dia akan lebih dulu terbang ke bawah, ia akan membentangkan sayapnya dan tahu kapan saat anaknya perlu digendongnya dan kapan saat anaknya bisa terbang.
- Tak akan pernah terlambat untuk belajar, belajar mengatasi hambatan, belajar menang atas kepahitan, belajar untuk terus kuat, semangat dan berharapan baik.
- Menghadapi berbagai masa susah bukan hal yang mudah, terkadang membuat tawar hati. Namun memiliki keyakinan bahwa disamping kita ada Tuhan yang mendampingi dan menjagai, membuat kita tahu dan percaya bahwa di hadapan kita ada hal-hal indah dan terbaik yang diberikan Tuhan kepada kita. Belajar dan semangat ….
0 comments:
Post a Comment